Gambar: Rakyat Jelata Maradona Duwila
Fotografer: Kakanda Iwan Setiawan Umamit
Opini- Dalam bayangan suram tentang kemungkinan terjadinya Perang Dunia Ketiga, banyak yang berpendapat bahwa dampaknya bisa sangat menghancurkan sehingga memaksa umat manusia kembali ke kondisi seperti Era Industri 1.0.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun ini adalah skenario yang tidak diinginkan, ada beberapa alasan mengapa konflik global besar dapat mengakibatkan kemunduran teknologi dan sosial yang signifikan.
Pertama, infrastruktur modern sangat bergantung pada teknologi canggih dan jaringan global yang rentan terhadap gangguan.
Dalam situasi perang besar, serangan siber dan penghancuran fisik dapat melumpuhkan sistem komunikasi, energi, dan transportasi.
Tanpa akses ke teknologi ini, masyarakat mungkin harus kembali ke metode produksi dan distribusi yang lebih sederhana dan lokal, mirip dengan yang digunakan pada awal revolusi industri.
Kedua, perang skala besar dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, mengurangi ketersediaan sumber daya alam yang diperlukan untuk mempertahankan teknologi tinggi.
Kehancuran ekosistem dan polusi, dapat memaksa kita untuk mencari cara-cara baru yang lebih berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dasar, mengingatkan kita pada ketergantungan pada sumber daya lokal selama Era Industri 1.0.
Ketiga, konflik global dapat mengakibatkan krisis ekonomi yang mendalam, menghancurkan pasar internasional dan rantai pasokan.
Dengan runtuhnya perdagangan global, negara-negara mungkin harus fokus pada swasembada dan pengembangan industri lokal untuk memenuhi kebutuhan populasi mereka. Ini akan mendorong kebangkitan kembali keterampilan tradisional dan produksi manual.
Namun, dari perspektif optimis, ancaman semacam itu juga dapat menjadi katalisator bagi inovasi dalam keberlanjutan dan efisiensi.
Sejarah menunjukkan bahwa masa-masa sulit sering kali memicu kreativitas dan penemuan baru.
Masyarakat mungkin menemukan cara untuk membangun kembali dengan pendekatan yang lebih bijaksana dan berkelanjutan, belajar dari kesalahan masa lalu.
Meskipun prospek Perang Dunia Ketiga menimbulkan kekhawatiran yang mendalam, penting untuk mengambil pelajaran dari sejarah dan bekerja menuju perdamaian dan stabilitas global.
Dengan demikian, kita dapat menghindari skenario terburuk dan memastikan bahwa kemajuan teknologi dan sosial terus berlanjut tanpa harus mengalami kemunduran drastis.
Karena, dalam beberapa dekade terakhir, kita telah menyaksikan perkembangan teknologi yang pesat, mulai dari otomatisasi hingga kecerdasan buatan.
Namun, ada pandangan yang menarik bahwa dunia mungkin akan kembali ke prinsip-prinsip dasar Era Industri 1.0.
Ini bukan berarti kita akan kembali menggunakan mesin uap atau pabrik manual, tetapi lebih kepada pemahaman dan pendekatan terhadap produksi dan konsumsi.
Era Industri 1.0 ditandai dengan revolusi industri pertama yang mengubah cara manusia memproduksi barang.
Fokusnya adalah pada efisiensi, penggunaan sumber daya lokal, dan tenaga kerja manusia sebagai pusat produksi.
Ini mengingatkan kita pada masa ketika industri lokal menjadi tulang punggung ekonomi regional.
Meskipun teknologi terus berkembang, ada pelajaran berharga dari Era Industri 1.0 yang dapat diterapkan untuk menghadapi tantangan saat ini.
Dunia mungkin tidak sepenuhnya kembali ke masa lalu, tetapi prinsip-prinsip dasar dari era tersebut dapat memberikan panduan untuk menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil, berkelanjutan, dan tangguh.
Penulis: Maradona Duwila