Tak Bisa Tolak 10 IUP, Warga Pulau Mangoli Geram dan Kecam Statement Amanah Upara 

- Wartawan

Sabtu, 26 Juli 2025 - 12:43 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Aktivis Lingkungan Desa Kou, Rifai Galela.

Foto: Aktivis Lingkungan Desa Kou, Rifai Galela.

SANANA,Lokomalut.com- Ketegangan meningkat di Pulau Mangoli Kepulauan Sula, setelah warga setempat menyatakan kegeraman mereka terhadap penerbitan sepuluh Izin Usaha Pertambangan (10 IUP), yang dianggap merugikan lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat.

Masyarakat merasa tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak besar pada tanah dan sumber daya alam mereka.

Salah satu warga Desa Kou Rifai Galela, mengungkapkan kekhawatiran bahwa aktivitas pertambangan akan merusak ekosistem pulau yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian utama melalui pertanian dan perikanan. Selain itu, mereka juga khawatir akan dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan keselamatan komunitas lokal.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami hanya berpikir keselamatan generasi kita di 10-20 tahun kedepan. Karena, hari kalo misalnya tanah kita digarap oleh Investor kapitalisme, maka generasi akan datang akan hidup dengan penderitaan. Makanya kami tolak 10 IUP di Pulau Mangoli,” tegasnya. Sabtu, (26/7/2025).

Foto: Spanduk Penolakan 10 IUP di Pulau Mangoli.

Selain itu, Pria yang di ketahui sebagai Aktivis lingkungan itu pun mengecam sikap Anggota DPRD Sula Amanah Upara, yang selama ini terkesan merasa paling benar. Pasalnya Amanah Upara telah memberikan statement yang merugikan masyarakat pulau Mangoli.

“Waktu saya baca berita itu, Amanah Upara bilang, “Iya, harus menyesuaikan dan tidak membatalkan izin, sebab izin dari pusat Kementerian ESDM semua”. Statement ini, menunjukan bahwa Amanah tidak memiliki hati Nurani. Karena kenapa? harusnya Amanah Upara memberikan informasi ini di pusat sana, bahwa masyarakat tolak. Bukan dia bicara begini. Ini sama halnya dengan dia juga bagian dari Kapitalisme,” tandasnya.

Tak hanya itu, Rifai juga menegaskan bahwa Amanah Upara harus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan akibat beroperasinya 10 IUP di Pulau Mangoli jika tetap diindahkan untuk beroperasi.

“Kami tidak main-main Saudara Amanah Upara. Ingat kami bukan budak, kami adalah pewaris tanah moyang di Pulau Mangoli. Jadi jangan menguji eksistensi kami. Pepatah bilang, seekor Singa yang sedang tidur biarlah dia tidur, dan jangan coba-coba membangunkannya, karena nyawa mu akan terancam,” tutupnya. (Dona)

ARTIKEL TERKAIT

Warga Desa Naflow Menerima Bantuan Beras dari Bulog
Cerita Anak Nelayan Tanamkan Mimpi Menjadi Pemain Bola Profesional
Dukung Program Pempus, Pemda Sula Hadiri FGD Hilirisasi Kelapa di Ternate
Gelar Festival Budaya, ini yang Disampaikan Kadisparbud Sula
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Malut, Hadiri Festival Budaya 
Jadi Camat Mangoli Timur, Kisman Duwila Fungsikan Rumdis Camat di Desa Waitina
Polres Sula Berhasil Tangkap 4 Orang Terduga Pelaku Pengeroyokan di Mangoli
Pemuda Desa Kou Koma Usai Diduga Dikeroyok OTK di Desa Mangoli, Keluarga: Kapolres Segera Tangkap Pelaku Secepatnya 1×24 Jam
Berita ini 280 kali dibaca

ARTIKEL TERKAIT

Sabtu, 29 November 2025 - 09:40 WIT

Warga Desa Naflow Menerima Bantuan Beras dari Bulog

Jumat, 28 November 2025 - 18:05 WIT

Cerita Anak Nelayan Tanamkan Mimpi Menjadi Pemain Bola Profesional

Kamis, 27 November 2025 - 15:46 WIT

Dukung Program Pempus, Pemda Sula Hadiri FGD Hilirisasi Kelapa di Ternate

Kamis, 27 November 2025 - 03:50 WIT

Gelar Festival Budaya, ini yang Disampaikan Kadisparbud Sula

Kamis, 27 November 2025 - 03:42 WIT

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Malut, Hadiri Festival Budaya 

ARTIKEL TERBARU

Dokumentasi: Warga Desa Naflow Menerima Bantuan dari Perum Bulog Maluku Utara.

Daerah

Warga Desa Naflow Menerima Bantuan Beras dari Bulog

Sabtu, 29 Nov 2025 - 09:40 WIT