SANANA,Lokomalut.com- Warga mengecam pernyataan Calon Bupati Hendrata Thes yang menyebut pembangunan infrastruktur jalan di Kecamatan Sulabesi Barat Kepulauan Sula, tidak ada urgensinya.
Pernyataan Hendrata itu disampaikan dalam segmen ke 3 dan 4 pada Debat ke dua, Calon Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Sula yang berlangsung di studio KompasTV, Jalan Palmerah, Jakarta Barat. Jumat, (15/11/24).
Hendrata pertanyakan apa urgensinya sehingga, pemerintahan Fifian Adeningsi Mus dan M Saleh Marasabessy (FAM-SAH) bikin ruas jalan Provinsi menggunakan anggaran Daerah?.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasalnya, menurut Hendrata Thes, ruas jalan Provinsi yang dibikin oleh FAM-SAH, termasuk jalan di Sula Barat tidak ada urgensinya alias Jalan Kecamatan Sulabesi Barat, tidak penting.
Alasan Hendrata, lantaran ruas jalan Provinsi yang dilimpahkan kewenangan pekerjaannya ke Pemda Sula itu mobilitas masyarakat sangat rendah.
“Sehingga menurut saya, ini justru merugikan masyarakat. Karena ini uang APBD,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Fifian menegaskan jika kebijakan nekat FAM-SAH mengerjakan ruas jalan Provinsi adalah langkah tanggap untuk menghindari korban lantaran jalan rusak.
“Dijaman bapak (Hendrata) banyak korban kecelakaan karena jalan itu. Dan bapak tau sendiri selama ini Sula selalu dianaktirkan dari aspek pembangunan infrastruktur jalan. Untuk itu demi kelancaran, kemudahan dan keselamatan masyarakat, saya terpaksa mengambil kebijakan itu,” jelas Fifian menanggapi pernyataan Hendrata Thes.
Tak hanya itu, Pernyataan Hendrata Thes mendapat kecamatan dari Warga dan sopir lintas Sula Barat.
Hairil Umasangaji, warga Sula Barat menganggap Hendrata tidak punya hati. Sebab, jalan lintas Sula Barat menjadi kebutuhan yang sangat vital.
“Jalan ini menjadi kebutuhan utama orang Sula Barat. Karena yang pertama lintasan jalan ini sejak Kabupaten Sula dimekarkan pada 2003 sampai saat ini baru jalan kami diaspal. Kedua, sudah banyak korban di jalan ini,” tuturnya.
Terpisah, Samsul Agus, juga merupakan warga Sula Barat yang juga sesalkan pernyataan Hendrata tersebut.
Menurut Samsul justru dengan intervensi Pemda Sula itulah sehingga Kecamatan Sula Barat tampak berwarna.
“Kalau di jaman Hendrata, Kecamatan ini seperti dusun yang tak terurus. Alhamdulillah, di tangan FAM-SAH banyak kemudahan yang warga Sula Barat rasakan,” tuturnya.
Senada, Sarmin Umamit salah seorang sopir lintas jalan Sula Barat ini juga sesalkan, sikap Hendrata menyatakan APBD yang digunakan untuk kebutuhan warga, merugikan masyarakat.
“Kami sangat berterima kasih ke FAM-SAH atas kepeduliannya. Saat ini ketika melintasi jalan Sula Barat tidak lagi rentan kecelakaan. Kemudian, memudahkan aktivitas para petani jika ke kebun. Jadi pernyataan Hendrata itu sangatlah tidak manusiawi,” tutupnya. (Dona)